Memahami Anak Berkesulitan
Belajar
(Disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bimbingan dan Konseling)
Dosen :
DRA.Tiurlina, M.PD
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Setiap
anak memiliki kemampuan atau kelebihan yang berbeda-beda, begitu pula dengan
kekurangan atau ketidak mampuannya yang menjadi masalah bagi siswa salah
satunya adalah anank tuna cakap belajar. Jangankan anak berbakat atau
berpotensi, anak tuna cakap belajar pun membutuhkan atau lebih membutuhkan
seseorang yang dapat memahami serta menghargai kekurangan dan ketidak
mampuannya, atau orang yang mampu memecahkan masalahnya itu.
Berbagai
observasi menunjukan bahwa cara berpikir anak tuna cakap belajar berbeda dengan
cara berpikir anak normal pada umumnya. Karena adanya keterlambatan dalam
berpikir atau menerima materi/stimulus/rangsangan dari orang lain, khususnya
saat belajar. Kita menyadari bahwa kurang adanya perhatian terhadap kebutuhan
anak yang memiliki masalah (anak tuna cakap belajar) dalam cara berpikir atau
merealisasikan sesuatu dan kesempatan. Kesempatan yang sepadan dan selaras
dengan kebutuhan atau ketidak mampuan mereka.
Dengan
itu, kita sebagai calon pendidik dan pembimbing sekaligus orang tua mereka,
harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada anak didik kita yang
mempunyai kelemahan atau ketidak mampuan dalam berpikir (anak tuna cakap
belajar), dan bagai mana cara kita untuk mengetahui anak tersebut, Untuk itu
kita akan membahas tentang cara mengetahui anak tuna cakap belajar dan cara
membimbingnya.
I.2 Rumusan Masalah
- Apakah Definisi Tuna Cakap Belajar?
- Bagaimanakah karakteristik dan klasifikasi anak tuna cakap belajar?
- Apa sajakah jenis-jenis tuna cakap belajar?
I.3 Tujuan
Untuk
mengetahui :
- Definisi Tuna Cakap Belajar
- Karakteristik dan klasifikasi anak tuna cakap belajar
- Jenis-jenis tuna cakap belajar
BAB II
PEMBAHASAN
MENGENAL
MURID BERKESULITAN BELAJAR
Istilah
berkesulitan belajar lazim digunakan untuk murid yang mengalami kesulitan
belajar. Murid yang berkesulitan belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu yang
berasal dari dalam diri anak (internal) dan dari luar dirinya (eksternal).
A.
Pengertian
Murid Tuna Cakap Belajar
Menurut ahli pendidikan, istilah
Tuna Cakap Belajar (learning disabilities) sering kali disebut dengan nama lain
yaitu : educationally handicapped, learning disabilities, learning
disficulties, specific learning disabilities.
Menurut ahli medis, istilah tuna
cakap belajar yaitu : brain injured, minimal brain disfunction , Attention
Dificit Disorder (ADD). Hal ini di karenakan tim medis mendeteksi bahwa adanya
penyimpangan pada perkembangan otaknya.
Menurut National Join Committee For
Learning Disabilities yang dikutip dari Dr. Mulyono (1993) : 133 ialah :
kesulitan belajar adalah suatu batasan generik yang menunjuk kepada suatu
kelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata
dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap cakap, membaca,
menulis, dan menalar. Gangguan tersebut intrinsikdan diduga disebabkan oleh
adanya disfungsi sistem saraf pusat.
Menururt Samuel Kirk (1971)
mengemukakan definisi learning disabilities adalah murid yang tidak digolongkan
kepada kategori di bawah normal.
Menurut Canadian Asociation For
Children And Adults With Learning Disabilities (1981) adalah mereka yang tidak
mampu mengikuti pelajaran disekolah meskipun kecerdasaan nya termasuk normal,
sedikit diatas normal, atau sedikit dibawah normal.
Meskipun banyak definisi yang dibuat
para ahli tapi ada beberapa titik kesamaan yaitu:
- Kesulitan belajar yang dialami kemungkinan karena adanya disfungsi neurologis pendengaran, cacat motorik atau gangguan emosional, retardasi mental, atau akibat lingkungan (Cartwright,dkk,1984)
- Kesulitan belajar yang dialami dapat ditampakan suatu kekurangan atau kelebihan baikdalam bidang akademik maupun keterampilan yang bersifat umum.
- Adanya kesenjangan antara prestasi dan potensi. Hal tesebut ditunjukan dengan adanya anak yang memiliki prestasi dibawah potensi yangdimilikinya,
- Kesulitan belajar yang dimaksud bukan disebabkan oleh adanya gangguan pendengaran, penglihatan, atau gangguan emosi, tuna grahita, atau karena kemiskinan budaya atau sosial.
Dari
uraian diatas dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar atau learning
disabilities merupakan istilah generik yang merujuk kepada keragaman kelompok
yang mengalami gangguan dimana gangguan tersebut diwujudkan dalam
kesulitan-kesulitan yang signifikan dapat menimbulkan gangguan proses belajar.
B.
Klasifikasi
Dan Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar
Pada
hakikatnya kesulitan belajar diklasifikasikan kedalam kedua kelompok besar,
yaitu :
Kesulitan
belajar akademik, menunjuk kepada kegagalan pencapaian prestasi akademik yang
sesuai dengan kapasitas yang diharapkan dari seorang anak. Kegagalan tersebut
meliputi:
- · Keterampilan dalam membaca
- · Keterampilan dalam menulis
- · Keterampilan dalam berhitung
Kesulitan
belajar yang berhubungan dengan perkembangan, meliputi :
1. Kesulitan
dalam berbahasa,
2. Kesulitan
dalam berprilaku sosial dan emosional
a.
Kesulitan memahami
konsep diri
b.
Labilitas emosional
c.
Kekurangan dalam
keterampilan sosial
d.
Gangguan perhatian
e.
Hiperaktivitas
f.
Gangguan aktivitas
motorik
3. Gangguan
Preseptual
a.
Gangguan Perseptual
Visual
b.
Gangguan Perseptual
Auditoris
4. Kesulitan
Belajar Kognitif (Keterbatasan dalam menggunakan operasi mental)
C.
Jenis
Kesulitan Belajar Dapat Diklasifikasikan Sebagai Berikut :
a) Minimal
Brain Disfungtion
Minimal Brain
Disfungtion adalah ketakbefungsian minimal otak, digunakan untuk merujuk suatu
kondisi gangguan saraf minimal pada murid. Ketidakberfungsian ini bisa
termanifestasi dalam berbagai kombinasi kesulitan seperti : persepsi,
konseptualisasi, bahasa, memori, pengendalian perhatian, dorongan atau fungsi
motorik
b) Aphasia
Aphasia menunjuk
kepada suatu kondisi dimana anak gagal menguasai ucapan- ucapan bahasa yang
bermakna pada usia sekitar 3.,0 tahun-an. Ketidak cakapan bicara ini tidak
dapat dijelaskan karena faktor ketulian, keterbelakangan mental, gangguan organ
bicara, atau faktor lingkungan. Secara garis besar simptom aphasia dapat
digolongkan ke dalam tiga karakteristik utama, yaitu Receptive aphasia, Expressive
aphasia, dan Inner aphasia
c)
Dyslexia
Dyslexia,
ketakcakapan membaca adalah jenis lain gangguan belajar. Semua istilah dyslexia
ini digunakan di dalam dunia medis tetapi saat ini digunakan dalam dunia
pendidikan dalam mengidentifikasi anak-anak
d) Kelemahan
Perseptual atau Perseptual Motorik
Kelemahan perseptual
atau perseptual motorik sebenarnya merujuk kepada masalah yang sama. Persepsi
dapat diidentifikasikan tanpa mengaitkan aspek motorik. Persepsi itu sendiri
membedakan stimulus sensoris yang pada gilirannya harus diorganisasikan ke
dalam pola-pola yang bermakna.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tuna cakap belajar atau learning
disabilities tidak digolongkan ke dalam salah satu keluar biasaan melainkan
merupakan kelompok tersendiri. Kesulitan belajar disini didefinisikan sebagai
gangguan perseptual, konseptual, memori, maupun ekspresif di dalam proses
belajar. Dan tuna cakap belajar lebih terkait dengan tingkat kecerdasan normal
atau bahkan di atas normal seperti ketidak teraturan dalam proses fungsi mental
dan fisik yang bisa menghambat alur belajar yang normal menyebabkan
keterlambatan dalam kemampuan perseptual motorik tertentu atau kemampuan
berbahasa.
0 comments
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^